Allahamdulillah segala puji bagi Allah yang telah menjadikan kita
seorang mukmin yang senantiasa berusaha untuk melaksanakan perintah-Nya
dan menjauhi larangan-Nya. Dan Ia lah yang telah memberikan pada kita
nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga kita ditaqdirkan dapat
melaksanakan shalat jum’ah di masjid ini.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada nabi
junjungan, nabi besar Muhammad sallahu alaihi wasallam yang telah
membawa ummat ini dari jaman jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang dengan cahaya Islam.
Suatu ketika Umar ibnul khattab radhiyallahu ‘anhu duduk duduk bersama para sahabat radhiyallahu ‘abhum dan berkata :
تَمَنَّوْا “، فَقَالَ رَجُلٌ: أَتَمَنَّى لَوْ أَنَّ لِي هَذِهِ الدَّارَ
مَمْلُوءَةٌ ذَهَبًا أُنْفِقُهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، ثُمَّ قَالَ: ”
تَمَنَّوْا “، فَقَالَ رَجُلٌ: أَتَمَنَّى لَوْ أَنَّهَا مَمْلُوءَةٌ
لُؤْلُؤًا وَزَبَرْجَدًا وَجَوْهَرًا، أُنْفِقُهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ
وَأَتَصَدَّقُ، ثُمَّ قَالَ: ” تَمَنَّوْا “، فَقَالُوا: مَا نَدْرِي يَا
أَمِيرَ الْمُؤْمِنِينَ، فَقَالَ عُمَرُ: ” أَتَمَنَّى لَوْ أَنَّ هَذِهِ
الدَّارَ مَمْلُوءَةٌ رِجَالا مِثْلَ أَبِي عُبَيْدَةَ بْنِ الْجَرَّاحِ
Berobsesilah kalian !. kemudian salah seorang berkata : Aku
berangan-angan seandainya Saya ingin rumah ini penuh dengan emas,
sehingga saya bisa berinfaq di jalan Allah. Seseorang lainnya berkata:
Saya ingin rumah ini penuh dengan mutiara dan permata sehingga saya
dapat berinfaq dan bersedekah di jalan Allah Ta’ala. Umar berkata: Tapi
saya berkeinginan rumah ini penuh dengan sosok seperti Ubaidah bin
Jarrah. [ Fadhoilus shahabah 2/740, Mustadrak 'ala shahihaini : 3/252 ].
Semoga Allah Ta’ala merahmati beliau Umar Ibnu Al Khattab yang tahu
betul akan pentingnya seorang kader militan untuk kemajuan islam yang
akan datang. Dunia dakwah kita tengah memasuki era yang sangat
kompetitif, era yang akan menentukan kita bertahan, maju atau terkikis
zaman. Pada situasi seperti ini dakwah membutuhkan mereka yang berdaya
guna, yang senantiasa siap memikul dakwah. Beban dakwah hanya sanggup
dipikul oleh mereka yang mengerti tentang apa dan bagaimana tabiat
dakwah itu. Junud ad-dakwah yang cerdas, qowi almatin dan
bertanggungjawablah yang siap berada di medan dakwah ini. Kehadiran
kader seperti inilah yang menjadi obsesi Khalifah Umar bin Khottob
radhiyallahu ‘anhu.
Memang dalam dakwah dan perjuangan membutuhkan harta yang banyak.
Tetapi apalah artinya perbendaharaan yang ada ketika para pengusung
dakwah ini tidak memiliki pejuang dan penerus yang akan melanjutkan
dakwah ini. Maka munculnya para pemuda yang seperti ini amat dibutuhkan
di dunia dakwah. Rasulullah sallallahu alaihi wasallam bersabda :
إِنَّمَا النَّاسُ كَإِبِلٍ مِائَةٍ لاَ تَكَادُ تَجِدُ فِيْهَا رَاحِلَةً
“Manusia itu hanyalah seperti seratus ekor unta, hampir-hampir dari
seratus ekor tersebut engkau tidak dapatkan satu ekor pun yang bagus
untuk ditunggangi.” (HR. Al-Bukhari no. 6498 dan Muslim no. 2547)
Maksud hadits di atas, kata Al-Imam Al-Khaththabi rahimahullah,
“Mayoritas manusia itu memiliki kekurangan. Adapun orang yang punya
keutamaan dan kelebihan jumlahnya sedikit sekali. Maka mereka yang
sedikit itu seperti keberadaan unta yang bagus untuk ditunggangi dari
sekian unta pengangkut beban.” (Fathul Bari, 11/343)
Al-Imam An-Nawawi rahimahullah menyatakan, “Orang yang diridhai
keadaannya dari kalangan manusia, yang sempurna sifat-sifatnya, indah
dipandang mata, kuat menanggung beban (itu sedikit jumlahnya).” (Syarhu
Shahih Muslim, 16/101)
Seorang yang militan dan kader yang baik sebanding dengan seratus
orang. Bahkan satu orang sebanding dengan seribu orang atau bahkan
sebanding dengan bangsanya. Yaitu jika pemuda tersebut mempunyai
semangat tinggi sehingga dapat menghidupkan ummat secara keseluruhan.
Suatu ketika Kholid Ibnul Walid radiyallahu ‘anhu mengepung suatu
kota. Kemudian beliau meminta kepada Abu Bakar As Shiddiq radiyallahu
‘anhu tambahan pasukan. Dan tidaklah dikirim kepasa Kholid radiyallahu
‘anhu kecuali seorang saja, yaitu Al Qo’qo’ bin Amru At tamimi. Abu
Bakar berkata : Tidaklah kalah suatu pasukan yang ada di dalamnya orang
semisalnya. Beliau juga berkata : Sungguh suaranya Qo’qo’ dalam pasukan
lebih baik dibandingkan seribu tentara.
Demikian juga saat Amru Ibnu al ‘Ash meminta tambahan pasukan dari
amirul mukminin Umar Ibul Khattab saat membuka kota Mesir, maka beliau
menuliskan surat : Amma ba’du. Maka aku tambahkan kepadamu empat ribu
pasukan yang terwakili seribunya pada satu orang. Yaitu Zubair bin
‘Awwam, dan Miqdad bin Amru, dan Ubadah bin Shamit, serta Maslamah bin
Mukhlid.
Akan tetapi manakah para pemuda tersebut pada hari ini ?. Apakah
mereka yang sudah tumbuh jenggotnya saja karena sudah tua ?. Tidak. Jika
demikian maka sangatlah banyak mereka-mereka itu pada hari ini.
Ketahuilah bahwa tumbuhnya seorang menjadi seorang muslim yang
berkwalitas tidak dilihat dari umur. Berapa banyak orang yang umurnya
sudah dewasa tetapi pemikirannya seperti anak-anak !. Mereka senang
dengan dunia dan memiliki cita-cita rendah sedangkan kehidupan ia jalani
tanpa visi. Ia habiskan waktu dan hartanya untuk bersenang-senang di
dunia. Merasa bangga dengan keberhasilan dunianya sementara ia lalai
dengan kehidupan akhiratnya. Inilah sebenarnya anak-anak yang telah
memiliki kumis dan jenggot lebat.
Dan berapa banyak anak-anak dari segi umur tetapi menjadi orang besar
dengan jiwa dan semangatnya ?. Kalian akan melihat mereka seperti
orang dewasa dalam perkataan, perbuatan dan akhlaqnya. Adalah seorang
anak dari bangsa arab masuk menghadap pada keholifahan umawiy yang akan
berbicara mewakili kaumnya. Kemudian berkata kholifah : Hendaklah maju
orang yang lebih tua darimu. Kemudian anak tersebut menjawab : Wahai
amirul mukminin, kalau seandainya kemuliaan itu diukur dengan umur, maka
ada yang lebih berhak untuk menjadi khalifah dibandingkan engkau.
Sesungguhnya baiknya masyarakat serta lingkungan, baiknya sekolah
dengan kurikulum yang baik pula, serta jauhnya media elektronik serta
cetak dari berbagai muatan-muatan yang merusak generasi, semua itu akan
menjadikan generasi ini menjadi orang-orang besar dikemudian hari. Dan
tidaklah lahir generasi yang kuat dan cerdas kecuali lahir dari
pendidikan aqidah yang lurus serta qudwah yang shalihah. Sedangkan
aqidah yang rusak, para pendidik yang jelek akhlaqnya tidak akan
melahirkan generasi yang tangguh dikemudian hari. Sebagaimana tanah yang
subur, air yang mencukupi serta cuaca yang baik akan melahirkar tanaman
yang baik pula.
Sekarang marilah kita perhatikan para pemuda hari ini. Banyak
diantara mereka yang tenggelam dalam kubang kemaksiatan dan perbuatan
dosa. Mereka tidak paham akan tujuan hidup. Juga tidak paham apa itu
islam, apa itu tauhid yang lurus. Serta tidak paham idola yang paling
baik yaitu Rasulullah sallallahu alaihi wasallam. Maka
bermilyar-milyarnya orang-orang seperti itu tidak sebanding dengan satu
orang yang paham sebuah visi dan perjuangan ini.
Kita berusaha untuk membentuk para rijal yang siap mengusung
perjuangan ini dengan tarbiyah aqidah yang kuat. Tak lupa kita juga
berdo’a agar diberikan generasi tangguh yang akan menguatkan din ini dan
menjadikannya menang diantara din yang lain.
Bagaimana melahirkan rijal
Sesuatu yang paling penting dalam membentuk para perwira adalah dari
keluarga kita. Anak-anak kita harus kita cetak terlebih dahulu sebelum
orang lain. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya untuk menjadikan ia
seorang perwira dimasa yang akan datang ?. ada beberapa tips diantaranya
;
Pertama : Ajaklah mereka untuk berkumpul pada majlis
orang-orang dewasa serta kajian-kajian keislaman. Ajari mereka tentang
adab dan sopan santun terhadap orang tua. Sebagaimana para sahabat
radhiyallahu ‘anhum terbiasa membawa anak-anak mereka bermajlis dengan
Rasulullah sallallahu alaihi wasallam .
Kedua : Ceritakan pada anak-anak kita tentang
kisah-kisah para pahlawan islam, kemenangan-kemenangan yang diraih oleh
umat islam agar tumbuh dalam jiwa mereka keberanian. Karena setiap anak
pasti mengidolakan seorang pahlawan. Sangat tepat jika anak menjadikan
para pejuang-pejuang islam sebagi idolanya, dan sangat jelek jika
anak-anak kita mengidolakan para tokoh dan bintang dalam perfilman
menjadi idola mereka.
Ketiga ; jauhkan anak-anak kita dari
nyanyian-nyanyian cengeng dan tidak mendidik. Ajari mereka untuk akrab
dengan al qur’an dan hadist Rasulullah sallallahu alaihi wasallam.
Perdengarkan mereka pada waktu-waktu luang mereka. Jangan beri ruang
sedikitpun untuk masuknya setan dengan memperdengarkan mereka
nyanyian-nyanyian jahiliyah.
Semoga dengan beberapa metode tersebut kita dimampukan Allah Ta’ala
melahirkan generasi yang siap mengusung perjuangan dan menjadi rijal
dikemudian hari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar